Ketaatan di Tengah Krisis

Tahun 2020 adalah awal masa-masa sulit bagi bangsa Indonesia dan dunia karena terjadinya wabah penyakit COVID-19 dan krisis ekonomi global.

02 May 2020 | 359 kata | 1+ menit

“Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab hujan tiada turun di negeri itu.”

1 Raja-Raja 17:7

Tahun 2020 adalah awal masa-masa sulit bagi bangsa Indonesia dan dunia karena terjadinya wabah penyakit COVID-19 dan krisis ekonomi global.

Tentunya hal ini berdampak buruk di segala aspek kehidupan; tidak hanya dialami oleh orang-orang di luar Tuhan, tetapi orang percaya pun juga mengalami akibat dari krisis tersebut.

Meski demikian ada berita baiknya: Walaupun semua orang mengalami masalah yang sama, anak-anak Tuhan tetap berada dalam pemeliharaan Tuhan.

“Kemalangan orang benar banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semua itu.”

Mazmur 34:20

Ketika seluruh negeri mengalami masa-masa sukar karena dilanda bencana kekeringan, Tuhan tetap memperhatikan dan memelihara Elia dengan cara-Nya yang ajaib.

“Lalu ia pergi dan ia melakukan seperti firman TUHAN; ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan.”

1 Raja-Raja 17:5

Dan ketika sungai itu mulai mengering dan sepertinya sudah tidak ada harapan lagi, Tuhan terus melanjutkan karya-Nya atas Elia.

Ia diperintahkan Tuhan untuk pergi ke Sarfat karena Tuhan telah memerintahkan seorang janda, untuk memberinya makan.

Untuk bisa mengalami perkara-perkara dahsyat seperti Elia kita harus melakukan 2 hal: Taat terhadap perintah Tuhan, dan jangan takut dan kuatir.

Taat terhadap perintah Tuhan.

Ketika ‘Sungai Kerit’ menjadi kering, banyak orang percaya yang akhirnya putus asa dan menyerah pada keadaan.

Sungai Kerit adalah zona nyaman bagi Elia, di situ segala kebutuhannya dicukupi Tuhan.

Namun ketika Tuhan memerintahkan Elia untuk meninggalkan zona nyaman itu, Elia tetap taat.

Selama kita tidak mau bayar harga dan tetap menikmati ‘zona nyaman’ yang selama ini memanjakan dan meninabobokan kita, kita tidak akan mengalami perubahan dan terobosan dalam hidup ini.

Jangan takut dan kuatir.

Sesungguhnya Elia punya alasan untuk takut dan kuatir karena ia diperintahkan pergi ke Sarfat, padahal Sarfat berada di wilayah Sidon.

Raja Sidon adalah orang tua Izebel, isteri Ahab yang pernah mengancam hidup Elia.

Meski demikian Elia tetap mengikuti cara Tuhan karena ia tahu bahwa Tuhan menyertainya.

Dan ketika Elia mengikuti cara Tuhan, melalui janda Sarfat yang sederhana, ternyata Tuhan sanggup melakukan perkara yang ajaib!

Tidak hanya diberkati, Elia juga menjadi saluran berkat bagi orang lain.


Header photo by Daniel Salcius on Unsplash